

“Melihat cara dia memperlakukan orang tuanya, adab dan akhlaknya, serta caranya menundukkan pandangan saat berpapasan dengan lawan jenis, membuatku kagum. Tapi di sisi lain, aku merasa tak pantas untuknya.”
Kalimat ini mungkin terasa akrab bagi sebagian dari kita. Rasa kagum yang begitu dalam sering kali berubah menjadi rasa minder. Padahal, rasa kagum seharusnya menjadi pemicu, bukan penghalang.
Daripada merasa tidak layak, mengapa tidak kita jadikan kekaguman itu sebagai dorongan untuk memperbaiki diri? Kita bisa mulai dari hal kecil—menjaga adab, memperbaiki akhlak, dan belajar dari orang-orang yang kita kagumi.
Karena jodoh, karier, dan kesempatan baik lainnya, biasanya datang bukan pada yang paling sempurna, tapi pada yang paling mempersiapkan diri. Pepatah mengatakan:
“Kesempatan hanya datang pada mereka yang siap.”
Jadi, jika kamu sedang mengagumi seseorang, pantaskan dirimu. Bukan demi dia semata, tapi demi dirimu sendiri—karena kamu juga layak untuk dikagumi.
Penutup:
Mari saling menginspirasi dan tumbuh bersama. Kagum boleh, tapi minder jangan. Kamu berhak mencintai dan dicintai dengan cara yang terhormat—dari versi terbaik dirimu sendiri.
