

Tren Fashion 1980-an: Era Kejayaan Ekspresi dan Eksperimen Gaya
Tahun 1980-an adalah masa yang penuh warna dan eksentrik dalam sejarah mode global. Di era ini, dunia fashion berubah drastis—bukan hanya dari sisi busana, tetapi juga bagaimana orang mengekspresikan identitas melalui pakaian. Dari jalanan New York, catwalk Milan, runway Paris hingga jalanan Jakarta, gaya tahun 80-an hadir dalam ledakan warna neon, bahu lebar, dan semangat kebebasan yang luar biasa.
Mutiara Serpong Bintaro.
Fashion di Eropa: Paris dan Milan Memimpin Eksperimen Siluet
Di Eropa, terutama Paris dan Milan, para perancang seperti Jean Paul Gaultier dan Gianni Versace mendorong batas-batas estetika. Gaya glam rock, power suit dengan bahu lebar, dan tekstur mengilap mendominasi. Wanita mengenakan setelan blazer besar dengan rok pensil dan stocking berwarna, simbol kekuatan baru di tengah kebangkitan feminisme. Kaum pria pun tidak ragu mengenakan aksesoris mencolok dan sepatu loafers berkilau.
Panoramic Highland.
Amerika: Pop Culture, MTV dan Street Style
Di Amerika Serikat, budaya pop dan munculnya MTV menjadi pemicu utama tren fashion. Madonna, Michael Jackson, dan Prince tidak hanya musisi, mereka adalah ikon mode. Gaya punk, kulit sintetis, dan jeans robek menjadi tren. Sneakers mulai masuk dunia fashion, bukan hanya arena olahraga. Ini adalah dekade di mana “dressing loud” menjadi norma baru.
Asia dan Indonesia: Adaptasi Lokal dengan Sentuhan Barat
Asia juga tak ketinggalan. Jepang dengan Harajuku-nya menciptakan tren eksperimental lewat layering yang kompleks dan gaya quirky. Di Indonesia, pengaruh barat mulai terlihat pada gaya anak muda di kota besar seperti Jakarta dan Bandung. Celana cutbray, jaket jeans, dan kaos bergambar band barat seperti Queen dan Bon Jovi menjadi identitas.
Baqi Memorial Park.
Fashion Wanita: Oversized & Feminine sekaligus Maskulin
Kaum wanita tahun 80-an memadukan sisi feminin dan maskulin dalam satu tampilan. Gaya rambut blow besar, makeup tegas, dan shoulder pads raksasa adalah lambang kekuatan. Gaun dengan pola besar dan bahan sintetis menjadi barang wajib. Fashion menjadi pernyataan identitas, bukan hanya penampilan.
Fashion Pria: Eksentrik Tapi Tetap Maskulin
Pria juga tampil nyentrik dengan blazer bermotif, celana gombrang, hingga sepatu bot ala new wave. Gaya rocker atau yuppie (young urban professional) jadi dua kubu utama. Tak jarang mereka mencocokkan warna kaos kaki dengan dasi atau aksesori lain yang mencolok.
Lihat selengkapnya.
Subkultur dan Mode Alternatif
Punk, goth, dan new wave adalah subkultur yang sangat berpengaruh dalam fashion dekade ini. Kaum punk dengan jaket kulit penuh pin, rambut mohawk, dan boots Dr. Martens mengekspresikan perlawanan sosial. Sementara kaum goth tampil dengan dominasi warna hitam, renda, dan makeup pucat.
Warisan Fashion 80-an yang Masih Hidup
Banyak elemen dari fashion 1980-an yang terus hadir di panggung mode hingga kini. Shoulder pads, warna neon, dan bahkan celana high waist kembali tren pada 2020-an. Rumah mode besar seperti Balmain dan Gucci pun kerap menghidupkan kembali spirit dekade ini dalam koleksi mereka.
Lihat villa eksklusif di Bali.
Penutup: 1980-an dan Semangat Fashion yang Tak Pernah Mati
Tahun 1980-an bukan hanya soal mode. Itu adalah ekspresi kebebasan, keberanian tampil beda, dan awal dari budaya fashion global yang beragam. Dalam setiap jaket denim robek atau sepatu boot berkilau, ada cerita tentang semangat sebuah generasi yang percaya bahwa gaya adalah suara mereka. Gaya ini, tak lekang oleh waktu.
Artikel ini merupakan bagian dari seri “Evolusi Gaya dan Fashion Dunia” yang disusun oleh Roni Rustanto untuk menyajikan kembali warna-warni budaya dan ekspresi diri lintas dekade. Harapannya, artikel ini bukan hanya informatif, tapi juga membawa kita lebih dekat dengan semangat zaman yang membentuk siapa kita hari ini.
Roni Rustanto, CPB
Agen Properti Independen, Penulis & Editor di BogorKotaku.com
Tentang Penulis
Saya percaya bahwa setiap tempat punya cerita, dan setiap cerita pantas untuk diabadikan. Melalui BogorKotaku.com, saya merangkai kisah-kisah dari Bogor dan sekitarnya: tentang gaya hidup, sejarah, tokoh lokal, kopi, hingga seni dan budaya.
Tujuan saya sederhana: menyampaikan cerita yang jujur, membumi, dan bisa membangun kedekatan dengan pembaca.
Selain menulis, saya juga agen properti yang aktif membantu keluarga menemukan tempat tinggal terbaik — karena rumah bukan cuma soal lokasi, tapi juga soal harapan dan ketenangan jiwa.
Yuk, kita bertukar insfirasi di @ronirustantorealtor
