Menelusuri Jejak Sejarah Kota Hujan: Kehidupan Sehari Hari Orang Sunda Zaman Dahulu

 

Kehidupan Sehari-hari Orang Sunda Zaman Dahulu

Sebelum hadirnya kolonialisme dan modernisasi, masyarakat Sunda telah memiliki tatanan sosial dan budaya yang unik serta harmonis dengan alam. Di kawasan yang kini dikenal sebagai Bogor dan sekitarnya, gaya hidup masyarakat Sunda sangat erat dengan alam, spiritualitas, serta nilai-nilai sosial yang diwariskan turun-temurun.

1. Rumah Adat dan Tata Ruang

Orang Sunda zaman dahulu umumnya tinggal di rumah panggung yang terbuat dari bambu, kayu, dan ijuk. Arsitektur rumah dibangun menyesuaikan kontur tanah dan arah angin. Rumah menghadap ke timur sebagai simbol harapan dan kehidupan baru. Bagian dalam rumah terbagi menjadi tiga area: sosoroan (ruang tamu), tepas (ruang keluarga), dan pawon (dapur).

Menurut Ajip Rosidi dalam bukunya Masyarakat Sunda dan Kebudayaannya, tata ruang rumah mencerminkan filosofi Sunda yang menjunjung ketertiban dan keselarasan dengan alam.

2. Mata Pencaharian dan Ekonomi Lokal

Mayoritas masyarakat Sunda hidup dari bertani dan berkebun. Sawah dan ladang menjadi sumber penghidupan utama, ditopang oleh sistem irigasi sederhana yang mengandalkan sungai dan mata air pegunungan. Selain padi, mereka juga menanam umbi-umbian, sayuran, serta memelihara ayam dan kambing.

Di daerah yang kini dikenal sebagai Puncak, hasil bumi seperti teh dan kopi kelak menjadi komoditas penting pada era kolonial.

Temukan hunian sejuk di pegunungan dengan akses mudah dan potensi investasi tinggi di

Miliki Kavling Eksklusif Kebun Durian di Granada Garden Ville, kawasan kebun bernuansa villa pribadi di kaki Gunung Salak – untuk hunian atau investasi gaya hidup sehat.

3. Adat Istiadat dan Nilai Sosial

Masyarakat Sunda sangat menjunjung tinggi nilai gotong royong, musyawarah, dan kesantunan. Mereka percaya bahwa hidup harus selaras antara manusia, alam, dan Tuhan (Tri Tangtu). Upacara adat seperti seren taun (syukuran panen) menjadi bentuk syukur dan kebersamaan warga kampung.

Peran tetua adat sangat penting dalam memelihara keharmonisan, dan anak-anak diajarkan sejak dini untuk menjaga tata krama (someah hade ka semah – ramah kepada tamu).

Temukan hunian sejuk di pegunungan dengan akses mudah dan potensi investasi tinggi di Swiss Van Bogor – Kavling Panoramic Highland Puncak 2, pilihan terbaik di ketinggian 1000 mdpl.

4. Busana dan Kuliner Khas

Busana tradisional Sunda sederhana namun sopan. Kaum laki-laki mengenakan baju kampret atau salontreng dengan ikat kepala (iket), sementara perempuan memakai kebaya dan kain batik.

Makanan sehari-hari sederhana, seperti nasi timbel, lalapan, sambal, dan tahu-tempe. Makanan tak hanya sekadar konsumsi, tetapi bagian dari ritual, seperti saat ngariung (makan bersama keluarga besar) yang memperkuat ikatan batin.

Penutup

Gaya hidup orang Sunda zaman dahulu memperlihatkan kearifan lokal yang kaya makna. Kesederhanaan, keselarasan dengan alam, dan hubungan sosial yang kuat menjadi landasan budaya yang masih terasa hingga hari ini di Bogor dan sekitarnya. Melestarikan nilai-nilai ini bukan hanya soal kebanggaan sejarah, tapi juga pondasi membangun masa depan yang lebih beradab dan manusiawi.

Referensi:

  • Rosidi, Ajip. Masyarakat Sunda dan Kebudayaannya. Pustaka Jaya, 2003.
  • Pleyte, C.M. De beschrijving van Pakuan Pajajaran. Bataviaasch Genootschap, 1917.
  • Tim Disbudpar Kota Bogor. Jejak Sejarah Pakuan dan Budaya Sunda. 2021.

Editor : Roni Rustanto

Related Post "Menelusuri Jejak Sejarah Kota Hujan: Kehidupan Sehari Hari Orang Sunda Zaman Dahulu"
Menelusuri Jejak Sejarah Kota Hujan: Pakuan Pajajaran Kota Raja di Tanah Sunda
Sejarah Bogor: dari Aspek Properti, Istana dan Gaya Hidup Orang Sunda Jaman Dahulu