Menelusuri Jejak Sejarah Kota Hujan: Pakuan Pajajaran Kota Raja di Tanah Sunda

Bogor Tempo DuluMenelusuri Jejak Sejarah Kota Hujan”:


Pakuan Pajajaran: Kota Raja di Tanah Sunda

Bogor, yang kini dikenal sebagai kota hujan dan pusat ilmu pengetahuan tropis, dahulu merupakan pusat kerajaan besar yang mewarnai sejarah Nusantara: Kerajaan Sunda. Di masa jayanya, kota ini dikenal dengan nama Pakuan Pajajaran—sebuah ibu kota megah yang menjadi lambang kekuatan politik, budaya, dan spiritual orang

 

Asal-Usul Pakuan Pajajaran

Nama Pakuan berasal dari kata “pakuwuan”, tempat tinggal raja (pakuwu). Sedangkan Pajajaran mengacu pada letak ibu kota yang berada di antara dua sungai besar, Ciliwung dan Cisadane, yang berjajar. Maka, Pakuan Pajajaran berarti “Kota Raja yang Berjajar”.

Kota ini diperkirakan mulai berkembang sebagai pusat pemerintahan sekitar abad ke-10 dan mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi), yang bertakhta sekitar tahun 1482–1521.

Situs Batu Tulis: Bukti Sejarah yang Masih Berdiri

Salah satu peninggalan paling terkenal dari era Pakuan Pajajaran adalah Prasasti Batu Tulis, yang terletak di kawasan Batutulis, Bogor Selatan. Prasasti ini ditulis dalam aksara Sunda Kuno dan memuat pujian terhadap Sri Baduga Maharaja, menyebutkan bahwa beliau mendirikan taman, telaga, dan jalan umum—tanda kemajuan tata kota dan pemikiran pemerintahan pada masa itu.

Kehidupan di Ibukota Kerajaan Sunda

Pakuan bukan hanya pusat kekuasaan, tetapi juga pusat budaya dan spiritual. Rumah-rumah rakyat dibangun dari bahan alami seperti bambu, kayu, dan ijuk. Bangunan istana sendiri kemungkinan besar dikelilingi oleh halaman luas, kolam, dan taman yang penuh pepohonan besar—sebagaimana diceritakan dalam naskah-naskah kuno seperti Carita Parahyangan dan Bujangga Manik.

Sistem sosial masyarakat Sunda kala itu berlandaskan musyawarah, gotong royong, dan hubungan harmonis dengan alam. Mereka memuliakan gunung, sungai, dan pohon besar sebagai tempat roh leluhur.

Pakuan Runtuh, Tapi Warisan Budaya Tetap Hidup

Pakuan Pajajaran runtuh pada tahun 1579 akibat serangan Kesultanan Banten. Namun, jejaknya tidak hilang. Banyak nilai-nilai Sunda—seperti kesantunan, keharmonisan, dan cinta alam—masih diwariskan hingga kini. Bahkan, nama “Pajajaran” terus hidup dalam nama kampus, jalan, hingga komunitas adat.


Penutup
Pakuan Pajajaran adalah babak penting dalam sejarah Bogor. Dari pusat kerajaan hingga menjadi kota modern, warisan budaya Sunda tetap menjadi identitas yang memperkaya kehidupan warga Bogor hari ini. Di artikel berikutnya, kita akan menyelami lebih dalam bagaimana orang Sunda zaman dahulu menjalani kehidupan sehari-hari, termasuk rumah, pakaian, makanan, dan nilai-nilai sosial mereka.

Editorial :By Roni Rustanto, 

 

 


Lakeside Premiere Villakost
Lakeside Premiere Villakost

Related Post "Menelusuri Jejak Sejarah Kota Hujan: Pakuan Pajajaran Kota Raja di Tanah Sunda"
Sejarah Bogor: dari Aspek Properti, Istana dan Gaya Hidup Orang Sunda Jaman Dahulu
Menelusuri Jejak Sejarah Kota Hujan: Kehidupan Sehari Hari Orang Sunda Zaman Dahulu